USULAN PENELITIAN
PENINGKATAN
MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI
PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION
A. PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Matematika merupakan salah satu bidang
studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Sebagai bukti
adalah pelajaran matematika diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai
dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Peranan matematika terhadap
perkembangan sains dan teknologi sangat dominan, bahkan bisa dikatakan bahwa
tanpa matematika sains dan teknologi tidak akan dapat berkembang.
Namun hal ini belum disadari oleh
sebagian siswa. Kenyataan di lapangan pembelajaran matematika belum sesuai
harapan. Matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit. Dari hasil observasi, siswa cenderung tidak
menyukai matematika dikarenakan penyampaian materi kurang terkait dengan
kehidupan sehari-hari sehingga konsep-konsep akademik sulit dipahami.
Di sisi lain, guru kurang inovatif dalam
menyampaikan materi. Pada umumnya kondisi belajar mengajar yang diciptakan dan
disediakan guru untuk keperluan pembelajaran dalam proses mengajar masih
rendah. Guru cenderung monoton menguasai kelas dalam penyampaian materi
sehingga siswa kurang leluasa dalam menyampaikan ide – idenya dan tidak pernah
ada usaha siswa untuk belajar memahami konsep-konsep matematika. Hal ini
berakibat kurangnya minat siswa dalam belajar matematika.
Rendahnya minat belajar matematika juga
dialami siswa SMP 3 Karatasura. Hal ini terlihat ketika pembelajaran mengenai luas
bangun datar siswa terlihat kurang antusias. Siswa hanya mendengarkan apa yang
disampaikan oleh guru. Siswa lebih menyukai menerapkan rumus bangun datar yang
dituliskan oleh guru dari pada menemukan sendiri rumus bangun datar tersebut
sehingga pemahaman siswa tentang rumus tersebut kurang maksimal karena siswa
hanya menghafalkan rumus saja.
Berdasarkan permasalahan tersebut di
atas, hendaknya guru mampu memilih dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang
lebih menarik dan memacu keaktifan siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran
yang menarik dan dapat memicu siswa untuk ikut serta secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar adalah dengan menggunakan pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME).
Realistic Mathematics Education (RME)
merupakan pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang nyata
bagi peserta didik, menekankan keterampilan “proses of doing mathematics”,
berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga
mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika
tersebut untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Dengan
cara ini diharapkan siswa dapat menemukan sendiri bentuk penyelesaian suatu
soal atau masalah yang diberikan kepada mereka.
Salah satu prinsip dari RME adalah
memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa matematika
adalah suatu bidang kajian yang dapat dikontruksi dan dikembangkan sendiri oleh
siswa, tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut. Kondisi
yang diperlukan untuk proses belajar mencakup kondisi yang fleksibel,
lingkungan yang responsive, kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian
dan yang bebas tekanan.
RME mampu membuat siswa aktif dan
guru hanya berperan sebagai fasilisator, motivator, dan pengelola kelas yang
dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Setiap siswa bebas
mengemukakan dan mengkomunikasikan idenya dengan siswa lain. Selain itu
penerapan RME di Indonesia sudah disesuaikan dengan kultur Indonesia sehingga
diharapkan dapat dilaksanakan dan dimengerti siswa. Diharapkan dengan menerapkan pendekatan ini dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kartasura
pada materi mengenai bangun datar.
2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan diatas, maka terdapat dua
rumusan masalah sebagai berikut.
a. Adakah
peningkatkan minat belajar matematika pada bangun datar setelah menggunakan pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME) pada siswa kelas VII SMP Negeri 3
Kartasura tahun pelajaran 2010/2011?
b. Adakah
peningkatkan hasil belajar matematika pada bangun datar setelah menggunakan
pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) pada siswa kelas VII
SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011?
3. Tujuan
Penelitian
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mendiskripsikan
peningkatan minat dan hasil belajar
siswa. Tujuan khusus penelitian ini diuraikan menjadi dua
sebagai berikut.
a. Mendiskripsikan
peningkatkan minat belajar matematika pada bangun datar setelah menggunakan pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME) pada siswa kelas VII SMP Negeri 3
Kartasura tahun pelajaran 2010/2011.
b. Mendiskripsikan
peningkatkan minat belajar matematika pada bangun datar setelah menggunakan pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME) pada siswa kelas VII SMP Negeri 3
Kartasura tahun pelajaran 2010/2011.
4. Manfaat
Penelitian
a. Manfaat
Teoritis
Secara umum, hasil penelitian ini
diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran
matematika utamanya pada peningkatan minat dan hasil belajar matematika melalui
pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).
Secara khusus, tujuan dari penelitian
ini adalah mendeskripsikan proses pembelajaran matematika melalui pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) dan mendeskripsikan peningkatan minat dan hasil
belajar matematika pada siswa setelah menggunakan pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME).
b. Manfaat
Praktis
Pada tataran praktis, penelitian
ini dapat dimanfaatkan oleh guru matematika dan siswa. Bagi guru, dapat memanfaatkan
pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) sehingga minat siswa
dalam pembelajaran matematika dapat meningkat. Bagi siswa, dapat meningkatkan minat
belajar matematika dan mengembangkan potensi yang dimiliki dalam diri
masing-masing siswa.
5. Definisi
Istilah
a. Minat
Belajar
Minat belajar adalah kecenderungan diri
siswa yang berupa perasaan senang, perhatian, kemauan dan kesadaran siswa untuk
merasa tertarik dalam belajar. Adapun indikator dari minat belajar sebagai
berikut :
1) Keinginan
siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru.
2) Keinginan
siswa untuk mau bertanya pada guru.
3) Kemauan
siswa untuk mengerjakan latihan soal di depan kelas.
b. Hasil
Belajar
Hasil belajar matematika adalah
perolehan nilai dari kegiatan pembelajaran matematika yang sudah diberikan oleh
guru. Hasil belajar matematika akan diukur berdasarkan nilai hasil ulangan
setelah pembelajaran berlangsung dengan nilai lebih dari sama dengan nilai KKM.
Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai pekerjaan, hasil dari pekerjaan
siswa dan kekompakan siswa dalam bekerjasama dengan teman.
c. Pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME)
Pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) adalah adalah pembelajaran matematika sekolah yang
dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik
awal pembelajaran. Masalah-masalah relaistik digunkan sebagai sumber munculnya
konsep matematika atau pengetahuan matematika formal.
Langkah-langkah pendekatan RME adalah
sebagai berikut.
1) Memahami
soal kontekstual.
2) Menjelaskan
masalah kontekstual.
3) Menyelesaikan
masalah kontekstual.
4) Membandingkan
dan mendiskusikan jawaban.
5) Menyimpulkan
jawaban.
B. LANDASAN
TEORI
1. Kajian
Teori
a. Minat
dan Hasil Belajar Matematika
1) Hakikat
Matematika
Panca
dalam Janah (2010: 15) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu yang diciptakan
sesuai apa yang dilihat, dialami dan direncanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi tidak mungkin apabila matematika itu tidak berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari dan tidak berkembang.
Johnson
dan Myklebust dalam Syarifah ( 2009: 14) mengemukakan bahwa matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktiknya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan
kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan
berfikir. Lernes dalam Thoyib ( 2008: 19) menyatakan disamping sebagai bahasa
simbolik juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan,
mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.
Menurut
Frendentae dalam Janah (2010: 15) matematika adalah aktifitas manusia (mathematics
as a human activity). Cara belajar matematika yang paling baik adalah
dengan menemukannya kembali.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa matematika
adalah ilmu yang berupa bahasa simbolis. Penciptaan matematika sesuai aktivitas
manusia sehingga memudahkan manusia untuk berfikir.
2) Hakikat
Belajar
Syah dalam Marsudi ( 2011: 21) menyatakan
belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif. Menurut pengertian ini, perubahan tingkah laku yang timbul
akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh tidak dipandang
sebagai proses belajar.
Hartini, Suwarno dan Marsudi dalam Marsudi
(2011: 21-22) menyimpulkan pengertian belajar sebagai berikut.
a) Belajar
itu membawa suatu perubahan baik dalam perubahan perilaku aktual maupun
potensial.
b) Perubahan
itu pada dasarnya adalah diperoleh pengalaman baru.
c) Perubahan
itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
d) Perubahan
itu cenderung lama.
e) Perubahan
itu menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Unsur – unsur dalam proses belajar terdiri
dari a) motivasi dorongan untuk berbuat, b) bahan belajar, yakni materi yang
membantu siswa melakukan kegiatan belajar, c) alat bantu belajar, yakni alat
yang digunakan untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar, d) suasana
belajar, yakni keadaan lingkungan fisik dan psikologis yang menunjang belajar,
e) kondisi subjek belajar, yakni keadaan jasmani dan mental untuk melakukan
kegiatan belajar.
Dari pengertian-pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu yang cenderung menetap dan dilakukan dengan sengaja sebagai hasil interaksi
dengan lingkunagannya. Perubahan itu meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik.
3) Minat
Belajar Matematika
Menurut Sagala dalam Wijayanti (2010:
9), pembelajaran perlu memeperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan
menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan kebutuhan
anak, tentu akan menarik perhatiannya. Dengan demikian, mereka akan
bersungguh-sungguh dalam belajar.
Slameto (2003:180) mengemukakan bahwa
minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar. Sesuatu yang kuat atau
dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.
Dalam pembelajaran matematika perlu
ditanamkan minat agar timbul rasa perhatian siswa terhadap materi ajar sebagai
sesuatu yang memiliki arti penting untuk dipelajari. Oleh karena itu, perlu
dibangun suatu perasaan senang pada diri siswa pribadi.
4) Hasil
Belajar Matematika
Arikunto dalam Marsudi (2011:48)
menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan
kegiatan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk
mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan sudah
diterima siswa. Gunarso dalam Marsudi (2011:48) mengemukakan bahwa hasil
belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh murid sebagai hasil belajarnya,
baik berupa angka maupun huruf serta tindakan.
Dari beberapa pendapat diatas,
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah usaha seorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajar yang diterima setelah belajar, adapun hasilnya dapat
berupa angka, huruf maupun tindakan dan wujud kongkritnya.
b. Pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME)
1) Konsep
Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)
Freudenthal dalam Uzel, Devrim dan
Servinc Mert Uyangor (2006: 1952) mengemukakan bahwa RME adalah sebuah
pendekatan di mana pendidikan matematika dipahami sebagai kegiatan manusia. Masalah-masalah
realisik digunakan sebagai sumber muculnya konsep matematika atau pengetahuan
matematika formal.
Menurut Sujadi dalam Kusumaningrum (2009:
20) langkah-langkah pembelajaran Matematika dengan RME terbagi atas lima
langkah sebagai berikut.
a) Memahami soal kontekstual. Guru memberikan
masalah (soal) kontekstual dalam kehidupan sehari-hari siswa.
b) Menjelaskan masalah kontekstual. Setelah
siswa memahami masalah kontekstual yang diberikan beberapa siswa diberi
kesempatan untuk menjelaskan apa yang dipahami dari masalah tersebut.
c) Menyelesaikan masalah kontekstual. Siswa
secara individu atau kelompok menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.
d) Membandingkan dan mendiskusikan jawaban. Guru
menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan
mendiskusikan jawaban secara berkelomok, kemudian diperiksa dan diperbaiki
selanjutnya didiskusikan di dalam kelas.
e) Menyilmpulkan. Dari hasil diskusi guru
mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan terhadap suatu konsep atau prosedur
yang mereka pelajari.
2) Penerapan
Pendekatan RME pada Konsep Bangun Datar
Langkah-langkah pendekatan RME pada
materi bangun datar, yaitu:
a) Siswa membawa bangun datar yang terbuat dari
kardus.
b) Siswa secara berlelompok mempelajari tentang
luas persegi panjang.
c) Guru memberikan persoalan pada siswa tentang
bagaimana mencari luas bangun segitiga, belah ketupat, trapesium dan
layang-layang.
d) Guru menginstruksikan pada tiap kelompok
untuk mencari luas bangun tersebut dari turunan rumus persegi panjang. Dengan
cara memotong bangun datar yang terbuat dari kardus agar menjadi persegi
panjang seperti contoh berikut ini.
( bangun jajar genjang sebelum dipotong
)
( bangun jajar genjang setelah dipotong
)
Jadi
luas jajaran genjang adalah alas jajar genjang dikalikan tinggi jajar genjang
sesuai luas dari persegi panjang.
e) Guru mempersilakan beberapa siswa untuk menjelaskan
tentang permasalahan yang mereka pahami.
f) Siswa saling bekerja sama untuk menyelesaikan
permasalahn secara berkelompok.
g) Guru memberikan waktu untuk tiap-tiap
kelompok membandingkan dan mendiskusikan jawaban mereka.
h) Guru mengarahkan pada siswa untuk
menyimpulkan jawaban dari pemasalahan.
2. Kajian
Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian sistematis
tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Sebagai perbandingan dalam penelitian
ini, peneliti akan menguraikan hasil-hasil penelitian terdahulu.
Chrysostomou,
Marilena dan George N. Philippou (2010)
menyatakan bahwa keberhasilan seorang guru dalam proses belajar mengajar
matematika sangat dipengaruhi oleh epistemology guru dalam menggunakan metode
pembelajaran.
Lusiana, Ika Septi (2004:79)
menyimpulkan bahwa pemberian tindakan pembelajaran realistik yang efektif dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep dimensi tiga. Perubahan
tingkah laku setelah tindakan tersebut adalah perhatian, motivasi dan kemampuan
siswa dalam mempelajari matematika meningkat.
Uzel, Devrim dan Servinc Mert Uyangor
(2006) menyatakan bahwa bahwa siswa memiliki sikap positif terhadap matematika
setelah pendidikan matematika realistik digunakan. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa siswa menyadari kegunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari setelah instruksi.
Dolk, Maarten, Sutarto Hadi dan
Robert K. Sembiring (2008) menyatakan bahwa siswa dan guru menganggapi secara
positif pembelajaran yang dikembangkan dengan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI). Guru yang secara aktif terlibat dalam pengembangan materi dan
pengalaman siswa yang berkaitan dengan materi pembelajaran Matematika membantu
mereka dalam menghindari kesulitan standar.
3. Kerangka
Berfikir
Suatu kerangka berfikir dapatlah disusun
guna memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang timbul berdasarkan
kajian teori yang telah diuraikan di atas.
Pada kondisi awal siswa kelas VII SMP N 3
Kartasura mempunyai minat dan hasil belajar matematika yang rendah. Hal ini
dikarenakan guru kurang tepat dalam menggunakan pendekatan pembelajaran.
Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar matematika.
Salah satu pendekatan yang dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika adalah
pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Langkah-langkah
pendekatan RME adalah sebagai berikut.
a. Memahami
soal kontekstual.
b. Menjelaskan
masalah kontekstual.
c. Menyelesaikan
masalah kontekstual.
d. Membandingkan
dan mendiskusikan jawaban.
e. Menyimpulkan
jawaban.
Kondisi akhir yang diharapkan dengan
penggunaan pendekatan RME dalam proses belajar mengajar adalah dapat meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa dalam belajar matematika.
Berdasarkan uraian di atas, kerangka
berfikir penelitian ini dapat di ilustrasikan pada gambar berikut.
Gambar
2.1 Kerangka Berfikir
4. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian yang
relevan dan kerangka pemikiran tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis
tindakan “Melalui pendekatan RME dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
matematika bagi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kartasura tahun 2011/2012”.
C. METODE
PENELITIAN
1. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Hopkins dalam
Sutama (2010: 15) PTK adalah penelitian yang mengkomnbinasikan prosedur
penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam
disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang
terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Arah dan
tujuan penelitian tindakan yang dilakukan demi kepentingan peserta didik dalam
memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Penelitian
tindakan kelas bersifat praktis, situasional dan kondisional berdasarkan
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. Pengamatan selama tindakan
penelitian dilakukan oleh peneliti yang dibantu guru matematika. Pengamatan
dilakukan berdasarkan pedoman observasi yang disiapkan. Kejadian-kejadian
penting selama proses tindakan berlangsung yang belum termuat dalam observasi
dibuat pada catatan lapangan.
2. Tempat
dan Waktu Penelitian
a. Tempat
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Negeri 3 Kartasura yang beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro nomer 64
Kartasura. Status sekolah yaitu sekolah negeri dengan kualitas sarana dan
prasarana yang memadai untuk proses belajar mengajar.
b. Waktu
Penelitian
Waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian
ini adalah empat bulan. Waktu penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap dan
akan diuraikan secara singkat sebagai berikut.
1) Tahap
Persiapan : Minggu II bulan September 2011 sampai minggu
II bulan November 2011.
2) Tahap
Pelaksanaan : Minggu III bulan November 2011 sampai minggu
II bulan Desember 2011.
3) Tahap
Analisis Data : Minggu III bulan Desembar 2011 sampai minggu
I bulan Januari 2012.
4) Tahap
Pelaporan : Minggu II bulan Januari 2012 sampai minggu I
bulan Februari 2011.
3. Subyek
Penelitian
Pelaku tindakan dalam penelitian
ini adalah peneliti yang dibantu oleh guru bidang studi matematika dan kepala
sekolah. Adapun yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VII sebanyak 40 orang
yang diambil atas dasar prestasi belajar matematika yang rendah.
4. Data,
Sumber Data dan Nara Sumber
Data penelitian yang dikumpulkan
berupa informasi tentang pemahaman siswa mengenai bangun datar, motivasi siswa
dalam mempelajari bangun datar serta kemampuan guru dalam menyusun rencana
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran (termasuk pendekatan pembelajaran)
di kelas. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi, a. Informan
atau nara sumber, yaitu guru dan siswa, b. Tempat dan peristiwa berlangsungnya
aktivitas pembelajaran dan tempat lain yang berkaitan, c. Dokumen atau arsip,
yang antara lain berupa kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran dan buku
penilaian.
5. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini adalah obsrevasi, wawancara dan dokumentasi yang akan dijelaskan sebagai
berikut.
a. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi
digunakan untuk mengetahui adanya perubahan tingkah laku tindakan belajar siswa
yaitu peningkatan minat dan hasil belajar matematika melalui pendekatan RME.
Peneliti melakukan observasi sesuai dengan pedoman observasi yang ditetapkan
b. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tidak terstruktur kaena
penulis tidak menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan
lengkap ntuk mengumpulkan datanya sehingga wawancara bebas. Dalam metode
wawancara ini untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih jelas.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini
adalah berupa RPP pada kegiatan pembelajaran dengan pendekatan RME, buku-buku
seperti buku pribadi, buku presensi dan foto-foto ketika pelaksanaan
penelitian. Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data sekolah, nama siswa
dan foto proses tindakan penelitian.
6. Instrumen
Penelitian
a.
Penyusunan
Instrumen
Berdasarkan cara
pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunaan observasi partisipasi
peneliti. Dalam hal ini peneliti ikut ambil bagian kegiatan obyeknya,
sebagaimana yang lain tidak tampak dalam sikap.
Keterlibatan
peneliti dalam aktivitas penelitian dalam bentuk kegiatan dibedakan menjadi
partisipasi sebagian (partial participal)
dan partisipasi penuh (full participal).
Partisipasi sebagian adalah suatu proses kegiatan yang berantai, peneliti hanya
mengambil sebagian yang dianggap perlu untuk dilakukan pengamatan, sedangkan
partisipasi penuh arinya pengamatan selalu mengambil bagian dengan melibatkan
diri di dalamnya dari serangkaian prosestanpa melihat untuk membedakan
momen-momen yang dianggap penting dan kurang penting. Metode ini digunakan
untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung saat kegiatan pembelajaran
di dalam kelas.
b.
Validitas
Isi Instrumen
Validitas isi
instrumen merupakan ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan suatu
instrumen. Uji validitas yang akan digunakan pada penelitian ini adalah uji
validitas isi.
Pengujian
validitas isi instrumen isi instrumen untuk menjamin kemantapan dan kebenaran
data yang telah digali, dikumpulkan, dicatat dalam kegiatan penelitian maka
dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data
yang diperoleh. Penelitian ini akan digunakan teknik triangulasi. Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut
(Moleong, 2005:330)
7. Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode alur. Dimana langkah-langkah yang harus
dilalui dalam metode alur meliputi pengumpulan data, penyajian data dan
verifikasi data.
a. Proses
Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji
kemudian membuat rangkuman untuk setiap pertemuan atau tindakan di kelas.
Berdasarkan rangkuman yang dibuat kemudian peneliti melaksanakan reduksi data
yang kegiatan mencakup unsur-unsur 1) Memilih data atas dasar relevansi, 2) Menyusun
data dalam satuan-satuan sejenis, 3) Memfokuskan penyederhanaan dan menstrasfer
dari data kasar ke catatan lapangan.
b. Penyajian
Data
Pada langkah penelitian ini, peneliti
berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat
disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Dengan cara menampilkan data dan
membuat hubungan antara variabel peneliti mengerti apa yang terjadi dan apa
yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
c. Verfikasi
Data
Verifikasi data atau penarikan
kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan
tinggi. Dengan demikian analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak
tindakan dilaksanakan. Verifikasi data dilakukan pada setiap tindakan yang pada
akhirnya dipadukan menjadi kesimpulan.
8. Keabsahan
Data
Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran
data yang dikumpulkan dan dicatat maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang
tepat untuk mengembangkan keabsahan data yang diperolehnya. Dalam penelitian
ini yang akan digunakan adalah teknik triangulasi.
Triangulasi dalam teknik
pengumpulan data ini menurut Moleong (2004 : 330) merupakan teknik
pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang
lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
9. Prosedur
Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini,
diharapkan dapat menghasilkan strategi pembelajaran matematika yang efektif dan
menjamin diperolehnya manfaat yang baik. Rangkaian kegiatan diilustrasikan
dalam langkah-langkah berikut.
Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan Penelitian, modifikasi dari
kemmis dan Mc.Tanggart (Zaenal
Aqib, 2009:108)
a.
Dialog
awal
Suatu pertemuan Tim
peneliti yang dilakukan untuk pengenalan, penyatuan ide, dan berdiskusi
membahas masalah dan cara-cara peningkatan efektifitas pembelajaran matematika
yang berfokus pada interaksi antara guru dan siswa.
b.
Perencanaan
Tindakan Pembelajaran
Hasil dari dialog
awal yang telah diputuskan dan disepakati bersama, selanjutnya disusun
langkah-langkah persiapan tindakan pembelajaran.
c.
Pelaksanaan
Tindakan
Tindakan
dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan
oleh rencana tindakan. Rencana tindakan bersifat sementara, fleksibel dan siap
diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai usaha kearah perbaikan.
d.
Observasi
dan Monitoring
Observasi dan
monitoring dilakukan dengan mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan terhadap siswa.
e.
Refleksi
Kegiatan ini
adalah kegiatan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak
suatu tindakan dari berbagai kriteria, yang menjadi dasar bagi pelaksanaan
tindakan selanjutnya.
D. DAFTAR
PUSTAKA
Aqib, Zaenal. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: Krama Widya.
Chrysostomou, Marilena & George N. Philippou. 2010. ”Teacher’s Epistemological Beliefs And
Efficacy Beliefs About Mathematics”, Procedia Social and Behavioral
Sciences. Volume 9. Halaman 1509-1515.
Dolk,
Maarten, Sutarto Hadi dan Robert K. Sembiring. 2008. ” Reforming mathematics learning in Indonesian
classrooms through RME”, ZDM
Mathematics Education:. Volume 40. Nomor 39.
Halaman 927–939.
Janah,
Dwi Nur. 2010. Upaya Peningkatan
Kemampuan Berfikir Kritis melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education.
Surakarta: (Skripsi) FKIP UMS (Tidak Dipublikasikan)
Kusumaningrum,
Diana. 2009. Eksperimentasi Pembelajaran
Matematika dengan Pendekatan SAVI dan RME pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok
Ditinjau dari Kreativitas Belajar Siswa. Surakarta: (Skripsi) FKIP UMS (Tidak
Dipublikasikan)
Marsudi, Saring dan Samino. 2011. Layanan Bimbingan
Belajar. Surakarta: Fairuz Media
Moleong, Lexy J.
2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Slameto. 2003. Belajar
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutama.
2010. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Surya Offset
Syarifah,
Siti. 2009. Upaya Peningkatan Hasil
Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching).
Surakarta: (Skripsi) FKIP UMS (Tidak Dipublikasikan)
Thoyib,
Wakhid. 2008. Peningkatan Kemampuan
Komunikasi Siswa dalam Pemecahan Soal Matematika melalui Pendekatan RME.
Surakarta: (Skripsi) FKIP UMS (Tidak Dipublikasikan)
Uzel,
Devrim dan Servinc Mert Uyangor.
2006. ”Attitudes of 7th Class Student Toward Mathematics
in Realistics Mathematics Education”,
International Mathematical Forum.
Volume 1. Nomor 39. Halaman 1509-1515.
Wijayanti, Vina. 2010. Upaya Meningkatan Minat dan Prestasi Belajar
Matematika Siswa melalui Metode Pembelajaran Edutaiment (Education
Entertaiment). Surakarta: (Skripsi) FKIP UMS (Tidak Dipublikasikan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar