Kangkung merupakan salah satu jenis tanaman sayuran daun, termasuk ke
dalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung merupakan sumber pro-vit A
yang sangat baik. Kangkung dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan tempat
tumbuhnya, yaitu:
1) Kangkung air atau Kangkung rawa hidup di tempat yang basah atau berair, dan
2) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan.
1) Kangkung air atau Kangkung rawa hidup di tempat yang basah atau berair, dan
2) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan.
Kangkung mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap kondisi iklim dan
tanah di daerah tropis sehingga dapat ditanam (dikembangkan) di berbagai
wilayah Indonesia.
Selada (Lact uca sat i va)
Terdapat dua kelompok besar budidaya selada yang berkembang di Indonesia.
Pertama, selada daun bentuk korp-nya bulat lepas, daunnya hijau mengembang.
Kedua, selada korp (Headi ng l et t uce) bentuk korpnya bulat atau
lonjong dan korp-nya padat. Jenis yang paling banyak dibudidayakan adalah tipe
selada daun, bentuk daunnya bergelombang cenderung berkerut-kerut, atau populer
dengan nama selada keriting. Selada keriting toleran ditanam di daerah tropis
dan panas sekalipun. Jenis selada keriting bahkan bisa tumbuh dengan subur di dataran
rendah dan panas seperti Jakarta, tapi lebih baik lagi jika ditanam di dataran
tinggi.Jenis yang tidak membentuk krop daun-daunnya berbentuk “rosette”.
Warna daun Selada hijau terang sampai putih kekuningan. Selada jarang dibuat
sayur, biasanya hanya dibuat salad atau lalaban.
Katuk (Sauropus androgunus L. Merr)
Katuk termasuk dalam famili Euphorbiaceae, banyak digunakan
sebagai bahan sayuran, lalap, pewarna makanan dan obat. Beberapa nama daerah
katuk antara lain karekur, simani dan cengkok manis. Tanaman katuk tumbuh
menahun berbentuk
semak perdu dengan, ketinggian antara 2,5-5 m.
Meskipun sudah ditanam di berbagai daerah, namun usaha budidaya tanaman
katuk masih merupakan usaha sambilan, karena potensi nilai ekonomi dan sosial
tanaman ini belum banyak diungkap.
Seledri (Api um graveol ens L.
Dul ce)
Seledri termasuk dalam famil i Umbelliferae dan merupakan salah
satu komoditas sayuran yang banyak digunakan untuk penyedap dan penghias
hidangan.Biji seledri juga digunakan sebagai bumbu dan penyedap dan ekstrak
minyak bijinya berkhasiat sebagai obat. Apiin (apigenin 7– apiosilglukosida) adalah
glukosida penghasil aroma daun seledri dan umbi celeriac.
Tanaman seledri dapat dibagi menjadi seledri tangkai, seledri umbi dan
seledri daun.
Baca Juga:
Baca Juga:
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
Bawang daun (Allium spp.)
Bawang daun yang banyak dibudidayakan di Indonesia ada tiga macam,
yaitu:
1)
Bawang
prei atau leek (Allium porum L.), tidak berumbi dan mempunyai
daun yang lebih lebar dibandingkan dengan bawang merah maupun bawang putih,
pelepahnya panjang dan liat serta bagian dalam daun berbentuk pipih.
2)
Kucai (Allium
schoercoprasum), mempunyai daun kecil, panjang, rongga di dalam daun kecil
dan berwarna hijau, serta berumbi kecil.
3)
Bawang
bakung atau bawang semprong (Allium fistulosum), berdaun bulat panjang
dengan rongga dalam daun seperti pipa, kadangkadang berumbi.
Bawang daun yang termasuk dalam famili Liliaceae ini mempunyai
aroma dan rasa yang khas, sehingga banyak digunakan untuk campuran masakan
seperti soto, sop dan lainnya, dan juga banyak dibutuhkan oleh perusahan produsen
mie instan.
Kubis (Brassica oleracea L.)
Kubis merupakan tanaman semusim atau dua musim dan termasuk dalam famili Brassicaceae. Bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong dan lebar seperti kipas. Sistem perakaran kubis agak dangkal, akar tunggangnya segera bercabang dan memiliki banyak akar serabut. Kubis mengandung protein, Vitamin A, Vitamin C, Vitamin B1, Vitamin B2 dan Niacin. Kandungan protein pada kubis putih lebih rendah dibandingkan pada kubis bunga, namun kandungan vitamin A-nya lebih tinggi dibandingkan dengan kubis bunga.
Kubis merupakan tanaman semusim atau dua musim dan termasuk dalam famili Brassicaceae. Bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong dan lebar seperti kipas. Sistem perakaran kubis agak dangkal, akar tunggangnya segera bercabang dan memiliki banyak akar serabut. Kubis mengandung protein, Vitamin A, Vitamin C, Vitamin B1, Vitamin B2 dan Niacin. Kandungan protein pada kubis putih lebih rendah dibandingkan pada kubis bunga, namun kandungan vitamin A-nya lebih tinggi dibandingkan dengan kubis bunga.
a. Syarat tumbuh
Bayam cocok ditanam pada hampir setiap jenis tanah dan dapat tumbuh
sepanjang tahun pada ketinggian sampai dengan 1000 m dpl. Waktu tanam bayam
yang terbaik adalah pada awal musim hujan antara bulan Oktober–Nopember atau
pada awal musim kemarau antara bulan Maret–April. Bayam sebaiknya ditanam pada
tanah yang gembur dan cukup subur dengan kisaran pH 6-7. Kangkung dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi
(pegunungan) kurang lebih 2.000 m dpl dan diutamakan lokasi lahan terbuka atau
mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi jika di tempat yang terlindung,
tanaman Kangkung akan tumbuh memanjang tetapi kurus-kurus. Kangkung air
membutuhkan tanah yang banyak mengandung air dan lumpur, misalnya rawa-rawa,
persawahan atau kolam-kolam. Pada tanah yang kurang air (kekeringan), tanaman
kangkung air pertumbuhannya akan kerdil dan lambat serta rasanya menjadi liat (kelat)
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik dan tidak mudah menggenang. Pada tanah yang becek, akar-akar dan batang
tanaman kangkung darat akan mudah membusuk. Bawang daun cocok tumbuh di dataran
rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 250-1500 m dpl, meskipun di
dataran rendah anakan bawang daun tidak terlalu banyak. Daerah dengan curah
hujan 150-200 mm/tahun dan suhu harian 18-25 0 C cocok untuk
pertumbuhan bawang daun. Tanaman ini menghendaki pH netral (6,5-7,5) dengan jenis
tanah Andosol (bekas lahan gunung berapi) atau tanah lempung
Tanaman katuk mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap lingkungan di
daerah tropis, dapat tumbuh dan berproduksi dengan di dataran rendah sampai
dataran tinggi. Tanaman katuk toleran terhadap kondisi teduh (naungan) sehingga
cocok ditanam di lahan pekarangan. Lingkungan yang paling ideal untuk
membudidayakan katuk adalah daerah dengan suhu udara berkisar antara 21-32 0
C dengan kelembaban antara 50- 80%. Tanaman katuk toleran terhadap berbagai
jenis tanah, hampir semua jenis tanah cocok ditanami katuk. Untuk mendapatkan
hasil yang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung
humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta mempunyai kemasaman (pH) 5,5-6,5.
Kubis pada umumnya ditanam di daerah yang berhawa sejuk, di dataran
tinggi 800–2000 m dpl dan bertipe iklim basah, namun terdapat pula varietas
yang dapat ditanam di dataran rendah atau 200 m dpl. Pertumbuhan optimum
didapatkan pada tanah yang banyak mengandung humus, gembur, porus, pH tanah
antara 6–7. Waktu tanam yang baik pada awal musim hujan atau awal musim kemarau.
Namun kubis dapat ditanam sepanjang tahun dengan
pemeliharaan lebih intensif.
Selada tumbuh baik di dataran tinggi (pegunungan). Di dataran rendah
kropnya kecil–kecil dan cepat berbunga. Pertumbuhan optimal pada tanah yang
subur banyak mengandung humus, mengandung pasir atau lumpur. Suhu yang optimal
untuk tumbuhnya antara 15–20 0 C, pH tanah antara 5-6,5. Waktu tanam
terbaik adalah pada akhir musim hujan. Walaupun demikian dapat pula ditanam pada
musim kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang cukup.
Seledri merupakan tanaman yang sangat tergantung pada lingkungan. Untuk
dapat memperoleh kualitas dan hasil yang tinggi, seledri membutuhkan temperatur
berkisar antara 16–21 0 C. Tanah yang baik untuk pertumbuhan sel
edri adalah yang mampu menahan air, berdrainase baik dan pH tanah berkisar
antara 5,8–6,7. Karena memiliki sistem perakaran dangkal, seledri menghendaki
air yang selalu tersedia. Irigasi tetes merupakan cara penggunaan air yang
efisien dan hemat, serta dapat meningkatkan efisiensi penggunaan nitrogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar